This is default featured post 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

TVS Tormax raih gelar The Best Construction pada ajang IMOTY 2011


VS Tormax 150 cc - Red White Victory

Hasil kerja keras TVS dalam upaya merebut hati konsumen Indonesia dengan menghadirkan TVS Tormax akhirnya menuai hasil. Bermain di kelas bebek 150 cc yang sedikit pemain merupan langkah benar untuk bisa bersaing di Indonesia.
TVS telah bersusah payah melahirkan Tormax khusus pasar Indonesia dengan inovasi dan teknologi terdepan. Yakni Turbotune Technology ; Liquid cooled radiator memberikan performa maksimal menggunakan compact radiator untuk pendinginan yang efektif and 3 valve-technology dimana terdapat 2 intake dan 1 outtake di mesin untuk menghasilkan tenaga superior dengan penggunaan bahan bakar optimum. Dengan fitur unik Dual Tune Muffler; sebuah mekanisme pada setang kemudi untuk mengubah suara knalpot dengan suara yang gahar ataupun normal. Duralife Engine menjadikan mesin TVS Tormax 150 cc lebih tahan lama.

TVS Tormax 150 cc adalah satu-satunya bebek super yang dilengkapi dengan horisontalcanister (gas) monoshock suspension membuat kenyamanan saat berkendara dan juga dilengkapi dengan rem cakram ganda petal 290 mm. Dengan high stiffness chassis andlower vertical CG, TVS Tormax 150 cc memiliki handling terbaik di kelasnya. Juga dilengkapi dengan racing digital meter yakni speedometer yang sangat menarik perhatian dengan fitur-fitur unik seperti; takometer, jadwal servis rutin, indikator aki, indikator posisi gigi, spidometer, indikator bensin dan waktu pengisian bensin, tripmeter sebagai informasi jarak tempuh dari satu tempat ke tempat lain. Serta superior performa TVS Tormax ini pun tak perlu diragukan lagi.
Inovasi dan teknologi terdepan inilah yang dibuktikan oleh TVS Tormax 150 cc sehingga memenangkan “The Best Construction” ajang penghargaan Indonesian Motobike of The Year (IMOTY) 2011 oleh majalah terkemuka Indonesia, Motorev (11/11).
“TVS Tormax 150 cc dengan inovasi teknologinya dikedepankan untuk pecinta roda dua Indonesia. Kini semakin mengukuhkan sebagai bebek super pilihan bagi anak muda yang stylish, energik dan menyenangi hi-tech,” ujar Pramod Kulkarni, Head of Engineering PT TVS Motor Company Indonesia.
TVS Tormax 150 cc dibanderol Rp 14,950,000 OTR Jakarta. Untuk setiap pembelian TVS Tormax yang bergaransi 5 tahun ini, berhadiah langsung helm dan jaket keren.
Sekilas TVS
PT TVS Motor Company Indonesia kini telah memiliki jaringan 3S (Sales/Penjualan-Service/Bengkel-Spareparts/Suku Cadang) sejumlah 160 showroom di seluruh Indonesia. TVS Motor Company Indonesia merupakan bagian dari TVS group yang berdiri sejak tahun 1911. Sejarahnya yang panjang membuat TVS berkembang dengan 30 anak perusahaan 45 ribu karyawan dengan pendapatan 45 Miliar USD. TVS Motor Company memproduksi berbagai jenis sepeda motor dan skuter dan telah mengekspor ke 40 negara., termasuk produk unggulannya TVS Apache dan Scooty Pep+
PT TVS Motor Company Indonesia merupakan pusat produksi TVS Motor Company India untuk kawasan Asia Tenggara. Pabrik PT TVS Motor Company Indonesia adalah sebuah pabrik manufaktur yang beroperasi secara lengkap dan utuh dan dilengkapi riset dan pengembangan dalam negeri yang luas.
PT TVS Motor Company Indonesia saat ini telah mencapai local value addition 65%. PT TVS Motor Company Indonesia menjadi anggota Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) sejak Maret 2010. Investasi pada tahap pertama adalah sebesar 50 juta Dolar Amerika dan telah menambahkan sejumlah 75 juta Dolar Amerika sebagai investasi tambahan.
Investasi tersebut berwujud pabrik dengan fasilitas produksi yang lengkap, terdiri dari perakitan mesin, perakitan sepedamotor, pengujian dan pengecatan  di atas lahan seluas 40 ha di Kawasan Industri Suryacipta City di Karawang Jawa Barat, yangmemiliki kapasitas produksi terpasang  sebanyak 300.000 unit sepeda motor.
Sementara di India, TVS Motor memiliki tiga pabrik berkelas dunia dengan fasilitas modern di India, yaitu di Hosur (70 hektar), Mysore (seluas 110 hektar) dan Himachal Pradesh (seluas 20 hektar). Selain itu TVS Motor Company juga memiliki 2500 pusat layanan konsumen di seluruh India.
TVS Tormax 150 cc - Yelow Black Racing
Bukan kali ini saja TVS meraih penghargaan. TVS Motor Company pernah meraih gelar bergengsi the Deming Prize for Total Quality Management dari Union of Japanese Scientists & Engineers. TVS juga meraih TPM Excellence Award dari the Japan Institute of Plant Maintenance.
Kekuatan TVS terletak pada Divisi riset dan pengembangan (R&D), yang mempunyai lebih dari 400 pakar teknologi. Tidak mengherakan jika TVS berhasil menciptakan inovasi-inovasi yang revolusioner diantaranya teknologi VT-i (Variable Timing Intelligent), Economy-power mode dan  150 hak paten lebih lainnya.

Wisata Daerah Payakumbuh Sumatera Barat


Objek Wisata Aia baba adalah objek wisata alam yang terletak di bagian Selatan Kota Payakumbuh terletak pada Kenagarian Halaban Kecamatan Lareh Sago Halaban, berudara sejuk karena terletak 670 m dari permukaan laut. Daya tarik yang dimilikinya adalah Panorama alam dengan air terjun yang tingginya 100 m dan ini digunakan untuk pemandian alam dalm beberapa Kolam Pancing. Aia Baba ini berjarak 28 Km dari Kota Payakumbuh dan Objek Wisata ini telah ramai dikunjungi oleh Wisatawan terutama pada hari Libur yang dapat ditempuh dengan Kendaran roda empat dan dua.



Objek wisata Air Terjun Sarasah Tanggo ini merupakan air terjun yang berlokasi di Kanagarian Sarilamak Jorong Taratak 3 Km dari simpang Sarilamak. Mengunjungi air terjun Sarasah Tanggo ini merupakan wisata yang sangat mengasyikan untuk sampai ke lokasi ini kita harus berjalan kaki 300 m, suasananya masih alami disekelilingnya terdapat hutan konservasi dan berbagai jenis satwa seperti burung dan hewan lainnya, sehingga dalam perjalanan yang bernuasa alami ini sambil mendengar kicauan burung, dari kejauhan tampak puncak air terjun dan tebing terjal dengan ketinggian lebih dari 100 M. Disamping itu kita juga dapat melihat berbagai aktifitas masyarakat seperti bertani, serta beternak ikan yang airnya berasal dari Sarasah Tanggo ditambah suasana yang sangat menyejukkan dengan hamparan sawah yang menghijau. Airnya tak pernah kering walapun di musim kemarau, meluncur jatuh melalui dinding batu yang berbentuk tanggo (tangga) deselingi sesekali siulan satwa-satwa kecil disekitarnya. Air Terjun Sarasah Tanggo sangat potensi dan mempunyai daya tarik tersendiri bagi wisatawan domestik maupun manca negara yang menginginkan “Back to Nature”


Benteng Tuanku Nan Garang berada di kaki Bukit Bungsu yang agak terpisah dari pemukiman penduduk. Kawasan ini merupakan daerah batas antara Nagari Lubuak Batingkok dan Nagari Taeh Bukik yang ditandai dengan batang aur yang ditanam disepanjang perbatasan tersebut. Kawasan Wisata Benteng Tuanku Nan Garang mempunyai pemandangan alam sekitar yang masih alami, bisa ditempuh dengan kendaraan roda dua dan roda empat. Namun areal objek belum terbina dengan baik, dimana areal objek belum punya pagar, masih dikelilingi rumput. Didalamnya masih ada peninggalan batu-batu benteng.
Tuanku Nan Garang, adalah salah satu tokoh Paderi yang taat dalam mengembangkan ajaran Islam di Luhak Lima Puluh Kota dan ditakuti oleh Belanda. Sewaktu Residen Sumatera Barat Mac.Gillavri mengunjungi Benteng Tendikir di Tanjung Alam, Tanah Datar pada tanggal 9 Oktober 1829, ia berkirim surat kepada Tuanku Nan Garang, yang intinya mengajak Tuanku Nan Garang dan pengikutnya bersatu dengan Belanda untuk menghadapi kaum Paderi.
Surat Residen dibalas oleh Tuanku Nan Garang menyatakan bahwa mereka tidak perlu diganggu dulu, karena rakyat Luhak Lima Puluah Kota dengan ajaran Islam telah hidup dengan aman dan tentram.
Pada Tanggal 17 dan 18 Oktober 1832 Belanda memperluas wilayahnya di Luhak Lima Puluh Koto , penyerangan suatu kampung dilereng Gunung Bungsu yaitu Koto Tangah Lubuak Batingkok rakyatnya dibawah pimpinan Tuanku Nan Garang masih belum mau menyerah kepada Belanda , sehingga terjadi pertempuran yang sengit di kaki Gunung Bungsu .
Pada tangal 19 Oktober 1832 dengan pasukan yang kuat Belanda menyerang Koto Tangah. Untuk merampungkan pertahanan Tuanku Nan Garang pemimpin yang cukup taktis dan cerdik mengajak tentra Belanda untuk berunding diluar parit pertahanan kampung. Perundingan yang disengaja untuk mengulur waktu itu tetap saja tidak mendatangkan hasil. Merasa dipermainkan tentera Belanda lalu menyerang dengan segenap kekuatan dan persenjataan yang ada.
Walaupun ditembaki dengan meriam dan periuk api tapi benteng Tuanku Nan Garang tetap bertahan. Benteng Koto Tangah yang dikelilingi parit dan aur berduri ini baru dapat ditaklukan Belanda setelah didatangkan bala bantuan tentara dan senjata berat dari Payakumbuh. Sebagai balasan atas perlawanan ini Belanda membakar kampung Koto Tangah. Tuanku Nan Garang dan pengikutnya mundur kearah utara.Untuk menaklukkan benteng Tuanku Nan Garang ini selama 4 hari (19-22 Oktober 1832) di pihak Belanda banyak yang mati


Bukik Posuakterletak di Nagari Mahek, suatu nagari yang dijuluki nagari seribu menhir. Bukik Posuak (bukit tembus) mempunyai cerita legenda.Tersebutlah seorang sakti bernama Baginda Ali. Tubuhnya besar, makannya banyak dan sifatnya pemurah. Dia digambarkan sebagai seorang raksasa yang menguasai nagari Mahat sampai ke Gunung Malintang (Kecamatan Pangkalan). Segala perbuatan anak nagari harus terlebih dahulu mendapat izin dari Baginda Ali ini.

Pada suatu hari orang di Gunung Malintang berburu rusa tanpa sipengetahuan dan tanpa seizin Baginda Ali. Setelah rusa ditangkap dan pahanya disediakan untuk Baginda Ali sebagai upeti. Tapi Baginda Ali tak terima akan upeti yang sudah jadi kebiasaan masyarakat tersebut. Dia merasa tersinggung dan kehormatan serta wibawanya sebagai penguasa terasa diinjak-injak masyarakat Gunung Malintang. Baginda Ali marah. Dengan bertumpu pada sebuah batu layah diambilnya paha rusa yang disediakan pemburu tadi. Paha rusa tersebut dilemparkan sekuat tenaganya. Lemparan mengenai sebuah batu besar di puncak bukit, hingga batu tersebut tembus dan paha rusa itu mendarat di sebuah padang ilalang. Dan bukit itulah yang disebut sekarang Bukit Pao Ruso (Pao – Paha). Batu yang tembus di puncak bukit tadi sekarang bernama Bukik Posuak


Kapalo Banda Taramterletak di Kanagarian Taram ,Kecamatan Harau, merupakan irigasi yang dulunya dibuat oleh masyarakat secara tradisional dengan cara gotong royong dan semenjak dibangunnya bendungan teknis oleh pemerintah, Kapalo Banda ini ramai dikunjungi masyarakat. Disamping alamnya yang indah, terletak di kaki bukit dan dipinggir hutan, Kapalo Banda ini mempunyai keunikan yaitu sekali setahun keluar ikan-ikan yang persis sama dengan ikan yang ada dalam kolam samping surau tuo (tua) Taram sedangkan jarak antara Surau Tuo dengan Kapalo Banda 1 Km, sehingga Kapalo Banda menjadi perhatian masyarakat Kanagarian Taram dan orang-orang yang berziarah ke makam dan Surau Tuo Taram. Di sekitar lokasi ini sering dilakukan kegiatan wisata berburu yang biasanya dilakukan pada hari Rabu, dan pecandu buru babi ini berdatangan dari berbagai daerah di Kabupaten Lima Puluh Kota. Di tempat ini belum tersedia fasilitas wisata kecuali rakit yang terbuat dari bambu yang disediakan masyarakat untuk pengunjung,


Bagi masyarakat Riau dan Sumatera Barat, nama ruas jalanKelok Sembilan itu tidak asing lagi. Ruas jalan itu dinamakan Kelok Sembilan, karena memiliki belokan (bahasa Minang kelok sama artinya belok) ke kiri dan ke kanan sebanyak sembilan belokan. Kalau dilihat dari atas, belokannya merupakan zig zag. Kelok Sembilan dibangun Belanda Sejak 1908-1914.
Setiap kendaraan yang menempuh rute Pekanbaru - Padang, pasti akan melewati Kelok Sembilan. Jalur ini merupakan yang paling dekat untuk menghubungkan kedua kota yang berjarak lebih kurang 350 km ini. Sedangkan Kelok Sembilan sendiri berada pada jarak 180 km dari arah Pekanbaru, yang letaknya di sela-sela berbukitan.
Liuk-liuk yang dimiliki Kelok Sembilan membuat tempat ini semakin menarik untuk dinikmati. Menikmati pemandangan di sekitar kelok Sembilan ini bisa dilakukan dari ruas jalan paling atas.
Di belokan paling atas ini terdapat pinggang jalan yang luas cukup. Disitu anda bisa berdiri untuk melihat bentuk Belok Sembilan secara utuh.
Masih sempitnya ruas jalan itu, tidak heran pada saat-saat tertentu terjadi kemacetan. Misalnya setiap musim mudik lebaran pasti akan terjadi kemacetan lalu lintas di sekitar ruas jalan Kelok Sembilan. Setiap terjadi kemacetan, kendaraan bisa tertahan berjam-jam lamanya.
Untuk mengatasi masalah itu, kini sedang dibangun jalan layang di kawasan tersebut. Studi kelayakan pembangunan jalan layang Kelok Sembilan itu sudah selesai dilakukan tahun lalu dengan menelan dana sekitar Rp 2,2 miliar. Dan saat ini pembangunannya sedang dilakukan.
Keberadaan jalan layang ini nantinya akan memperlancar arus di sekitar itu. Jalan layang yang dibangun sepanjang 4,5 kilometer itu bakal bisa dilewati dengan kecepatan 80 kilometer per jam. Jadi kendaraan tidak perlu lagi beringsut-ingsut di ruas jalan Kelok Sembilan yang sempit tersebut.
Namun, meskipun telah dibangun jalan layang, bukan berarti fungsi Kelok Sembilan akan dihilangkan. Ruas jalan Kelok sembilan tetap dihidupkan, terutama bagi para wisatawan. Sebab bagaimanapun historis dan keelokkan Kelok Sembilan tidak bisa diabaikan begitu saja.
Makanya kekhawatiran sebagian orang bahwa Kelok Sembilan akan tinggal nama, tidak akan terjadi. Malahan dengan adanya jalan layang tersebut, kelestarian Kelok Sembilan akan bisa terus terjadi. Sebab nantinya Kelok Sembilan tidak lagi terlalu berat menerima beban yang makin meningkatkan


Makam keramat dan Surau Tuo Taram ini terletak di Kenagarian Taram, Kecamatan Harau ± 5 km dari kota Payakumbuh. Objek wisata budaya ini dapat dicapai dengan mudah menggunakan angkutan pedesaan maupun kendaraan pribadi. Makam Keramat Taram ini adalah makam Syech Ibrahim Mufti yang merupakan salah satu penyebar
agama Islam di daerah ini. Beliau bukanlah penduduk asli, melainkan seorang pendatang yang berasal dari negeri Irak di Timur Tengah dan merupakan murid dari Syech Abdul Rauf dari Aceh, semasa Kerajaan Samudera Pasai.
Sebagai seorang penyebar agama Islam, beliau mempunyai banyak kesaktian diantaranya :
Pernah suatu kali beliau sedang bercukur, mendadak beliau minta izin untuk meninggalkan tukang cukurnya sebentar, katanya beliau harus pergi ke Mekah untuk menyelamatkan kota Mekah yang sedang terbakar. Beliau menghilang dan beberapa saat kemudian muncul kembali. Beberapa bulan kemudian ada orang yang pulang dari Mekah, mengatakan bahwa sewaktu beliau menunaikan ibadah haji, kota Mekah kebakaran, tetapi musibah itu dapat diatasi atas bantuan seseorang yang hanya memiliki rambut pada sebelah bagian kepalanya. Dari peristiwa itu masyarakat tahu akan kesaktian Syech Ibrahim Mufti yang kemudian dikenal dengan Syech yang Bercukur Sebelah
Konon kabarnya ikan yang sekarang berkembang biak di Taram, berasal dari ikan yang dilepaskan kembali oleh Syech Ibrahim Mufti setelah setengah bagian ikan tersebut dibakar/dimasak oleh salah seorang muridnya.
Pada tahun 1996 keturunan atau keluarga Syech Ibrahim Mufti yang berada di Irak berziarah di Taram dan menceritakan sebuah kejadian pada masa lalu dimana salah seorang cucunya menemui beliau semasa hidupnya dan sewaktu kembali ke Irak, sesampai di Laut Tengah, kapalnya kandas dan miring akan tenggelam. Syech Ibrahim Mufti yang berada jauh di Taram mengetahuinya dan segera menceburkan diri ke tabek gadang (kolam) disamping Surau Tuo yang dijadikan beliau sebagai media untuk menuju Laut Tengah. Beliau berhasil menyelamatkan kapal tersebut dan mengangkatnya sehingga bisa berlayar kembali dengan selamat dan setelah itu beliau muncul kembali diTaram.
Tidak ada seorangpun yang mengetahui kapan dan dimana meninggalnya Syech Ibrahim Mufti karena beliau sering berkelana. Karena sudah lama tidak pulang ke Taram, murid-muridnya berusaha mencari, bahkan anaknya yang bernama Syech Muhammad Jamil, meninggal dalam pencarian itu. Sampai akhirnya pada suatu malam salah seorang muridnya bermimpi bertemu beliau dan dalam mimpi itu dikatakan bahwa beliau sudah meninggal dan kalau ingin melihat kuburannya, lihatlah pada malam tanggal 27 Rajab.
Setelah mengikuti petunjuk gurunya, maka pada malam itu terlihatlah cahaya muncul dari bumi dan menembus langit, berasal dari tempat makam beliau sekarang ini, yaitu disamping Surau Tuo tempat beliau mengajar murid-muridnya yang sampai saat ini masih berdiri dengan gagah.
Pemeliharaan Surau Tuo dan Makam Keramat Taram ini menjadi tanggung jawab 7 Pasukuan didaerah ini, yaitu Sumpadang, Simabur, Pitopang, Melayu, Piliang Laweh, Piliang Gadang dan Bodi, yang bergiliran setiap 3 tahun dengan menjadi Imam, Kotik dan Bilal.


Museum Belubus ini sudah di pelihara dengan baik oleh Kantor Suaka Peninggalan Sejarah dan Purbakala Propinsi Sumatera Barat dan Riau di Batusangkar dan telah mempunyai seorang juru pelihara. Komplek yang di pagari kawat berduri, didalamnya di bangun sebuah rumah adat bertingkat dua terbuat dari kayu. Rumah tersebut dimaksudkan sebagai museum kepurbakalaan di Kabupaten Lima Puluh Kota .

Di dalam ruangan atas di temui foto dari beberapa situs magalitik daerah lain di Kabupaten Lima Puluh Kota. Di anak tangganya di jumpai sebuah batu pijakan yang bercahaya pada malam hari. Menjelang pintu masuk ada sebuah gapura dengan pintu besi. Dari gerbang ke dalam situs lebih kurang 20 m di buat jalan dengan beton semen serta arah Tenggara menuju kolam ikan sekitar 15 m.Situs yang di pagar dengan lebar sisi Timur Laut 19 m, lebar sisi sebelah Timur 12 m dengan panjang sisi sebelah Tenggara sekitar 45 m, panjang sisi sebelah Barat Laut 35 m dan 12 m memanjang dari Barat laut ke Tenggara.Dalam komplek taman Purbakala tersebut di jumpai 16 buah Menhir dengan berbagai bentuk dan variasi,bentuk Menhir di Belubuih dengan hiasan kepala ular.


Perkampungan Tradisional Balubus ini masih terasa kuat tradisinya dimana masih banyak kita temukan rumah gadang dengan gonjongnya lima buah ( Rajo babandiang ) dan pada lokasi ini juga dilakukan pengambilan gambar Logo RCTI. Pada lokasi ini bisa dikembang dimana masyarakat dibantu untuk merevitalisasi perkampungan ini kemudian para wisatawan disuguhkan kehidupan tradisi dengan menginap pada perumahan tradisional ini.


Pusako Rumah Rumah Gadang Sungai Beringinyang terletak di Nagari Sungai Beringin Kecamatan Payakumbuh. Lokasi ini dapat ditempuh dengan kendaraan roda dua dan roda empat. Bangunan ini diresmikan pada tanggal 9 Januari 1994 oleh Menteri Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi Bapak Joop Ave yang dipersembahkan kepada Bundo Kanduang dan Anak Cucu demi kelansungan adat Minang Kabau . Rumah Gadang ini dibangun dan dikelola oleh PT. Pusako Rumah Gadang ini merupakan salah satu objek wisata yang mana terdapat dalam komplek mini perkampungan Minang Kabau di Sungai Beringin yang dilengkapi dengan bentuk pakaian adat dan budaya Minang kabau serta peningggalan budaya dan Sejarah lainnya. Rumah ini juga dilengkapi dengan pondok kerja yang mempertunjukan aktifitas kehidupan masyarakat pedesaan seperti kerajinan perak, pembuatan kipang, kincir air dan pentas kesenian.


Rumah Gadang ukuran Cino ini dibangun ± 100 tahun yang lalu oleh seorang arsitektur Cina, pemilik rumah gadang ini bernama Dt. Leman, penjelasan ini diperkuat oleh kuburan yang berada di belakang rumah bertuliskan Dt. Bandaro Leman yang meninggal 13 Maret 1939. Lokasi ini dapat diternpuh dengan kendaraan roda dua dan roda empat. Daya tarik rumah ini yaitu disetiap rumah ini terdapat ukiran ukiran tulisan cina yang apabila diartikan bahwa rumah ini rumah pribadi dan tidak bisa dimiliki oleh orang lain. selain itu masih ada peninggalan lainnya berupa sebuah lampu Cino, pakaian-pakaian adat dan piring-piring peninggalan zaman dulu. Dari bentuk keseluruhannya, unsur-unsur yang tetap bertahan arsitektur rumah gadang ini adalah bentuk atapnya yang berupa gonjong. Rumah Gadang ini terdiri atas 3 tingkat, tingkat pertama adalah kaki bangunan dengan pondasi dari batu bata, tingkat kedua atau badan bangunan berfungsi sebagai tempat pemilik rumah, pada dinding depan terdapat ukiran rumah dan di samping terdapat ukiran flora dan keramik. diatas ukiran ini terdapat ukiran ini terdapat ukiran sepasang burung. Yang menarik dari ukiran ini adalah terbuat keramik yang bertuliskan tulisan Cina. Arsitektur pada Rumah Gadang Ukiran Cino ini merupakan hasil akulturasi budaya antara budaya Cina dan budaya Minang Kabau.


Sandaran Niniak Nan Salapanadalah menhir yang ada di Jorong Guguak Nagari Guguak VIII Koto Kecamatan Guguak. Di kawasan ini terdapat batu menhir sandaran niniak sebanyak 8 buah. Menhir ini gunanya bagi niniak moyang kita dijadikan untuk batu sandaran, untuk rapat-rapat dan istirahat dan juga digunakan semacam medan nan bapaneh.
Untuk menuju objek kawasan ini tidak sulit karena bisa ditempuh dari kota Payakumbuh atau ibukota Kabupaten menggunakan kendaraan umum atau pribadi, baik kendaraan roda dua maupun roda empat. Jarak dari kota Payakumbuh 10 km dan Jarak dari ibukota Kabupaten 10 km dan dari ibukota Propinsi 135 KM.
Tidak jauh dari Jorong Guguak sebelah barat dari arkeologi Sandaran Niniak Nan Salapan ini, ada batu Lumpang Guguak sebanyak satu buah, orang sekitar menyebutnya batu Gigil. Menurut cerita orang tua-tua dahulunya , disebutkan Lumpang Gigil karena batu tersebut pernah gerak sendiri menggigil dahulunya.

Tungka View terletak pada lereng Gunuang Bungsu yang memiliki keindahan alam yang menakjubkan , lokasi ini sangat cocok untuk dibangun kawasan Wisata yang terpadu karena melekat pada kawasan Gunung Bungsu , seperti lapangan Golf, Olah Raga Paralayang . Dan pada tiap bulan Syafar Tahun Hijriah tempat ini sangat ramai dikunjungi wisatawan lokal karena banyak pengunjung melakukan ritual Basyafa ke Puncak Gunung Bonsu. Konon Kabarnya pengunjung yang Basyafa (biasanya dilakukan tiap hari Rabu) belum boleh mengambil air untuk diminum sebelum selesai basafa. Menurut cerita nya seorang yang menderita penyakit yang tidak bias disembuhkan oleh Dokter dan Dukun maka penyakitnya akan dapat disembuhkan memohon kepada Allah pada waktu basafa.


Tugu PDRI yang ada di Nagari Koto Tinggi, Kecamatan Gunuang Omeh ini merupakan lambang bukti sejarah perjuangan tokoh-tokoh pejuang indonesia dalam mempertahankan negara Republik Indonesia dari serangan Agresi Militer Belanda ke-2 ( 19 Desember 1948- 13 Juli 1949).
Agresi Belanda dimulai dengan menyerang ibukota Negara Yogyakarta pada tanggal 19 Desember 1948 dan menawan Soekarno-Hatta. Untuk menyelamatkan negara Republik Indonesia dimata dunia, Soekarno - Hatta memutuskan untuk membuat mandat (pelimpahan tugas dan wewenang) kepada Menteri Kemakmuran Mr. Syafruddin Prawira Negara yang sedang berada di Bukittinggi.
Sementara itu Bukittinggi juga diserang Belanda, maka pemimpin segera menyingkir ke Halaban di Kabupaten Lima Puluh Kota, dan segera membentuk Pemerintah Daerah Republik Indonesia (PDRI) di Halaban pada tangggal 22 Desember 1948 yang diketuai oleh Mr.Syafruddin Prawira Negara, esoknya para pemimpin mulai meninggalkan Halaban, Mr. Syafruddin bergerilya ke Bangkinang dan terus ke Bidar Alam- Solok. Sementara Mr. M.Rasyid menuju ke Koto Tinggi.

Karena Agresi Belanda ke-2 tersebut maka status keresiden di hidupkan kembali, dan diangkatlah Mr.Mohammad Rasyid sebagai Gubernur Meliter Sumatera Barat dengan pusat pemerintahanya di Koto Tinggi, Kecamatan Gunuang Omeh. Dari Koto Tinggi inilah dikendalikan Keresidenan Sumatera Barat, dan menyiarkan keberadaan PDRI melalui pesawat radio yang dapat ditangkap oleh pesawat radio di luar negeri, karena Mr. M. Rasyid juga sebagai Menteri Keamanan merangkap Menteri Sosial dan Menteri Pembangunan Pemuda.


Rumah Tua Tan Malakamerupakan bangunan Rumah Gadang dengan atap seng dan dinding kayu. Dibangun pada tahun 1936 dengan ukuran panjang 18 m dan lebar 11 m dengan atap bergonjong lima. Rumah tua ini Tan Malaka merupakan rumah kelahiran tokoh sejarah, pahlawan nasional, pahlawan kemerdekaan Indonesia yaitu Tan Malaka. Jauh sebelum kemerdekaan RI diproklamirkan oleh Soekarno-Hatta tanggal 17 Agustus 1945, Tan Malaka telah menggagas dan penganjur kemerdekaan Indonesia dalam bentuk Republik sesuai dengan tulisannya "Naar De Republik Indonesia" di tahun 1925. Tan Malaka yang nama kecilnya Ibrahim Datuk Tan Malaka adalah Pahlawan Nasional Pejuang Kemerdekaan, ia tidak hanya berpikir dan berkata-kata menyebarkan semangat perjuangan, tapi juga mengangkat senjata siap mengorbankan segalanya termasuk jiwa raga. Untuk menghargai jasa-jasa kepada bangsa dan negara RI, maka pada tanggal 21 Februari 2008 rumah tua Tan Malaka diresmikan menjadi museum Tan Malaka oleh Menteri Kebudayaan dan Pariwisata. Disamping itu, pihak keluarga dan panitia akan mendirikan monumen Tan Malaka di Payakumbuh dan Pusat Studi Pelatihan dan Pendidikan yang dinamakan "Tan Malaka Institutes" di Pandam Gadang tempat desa kelahirannya. Untuk ke lokasi rumah tua Tan Malaka, bisa ditempuh dengan kendaraan roda dua dan roda empat karena lokasi terletak di tepi jalan propinsi yang berjarak dari ibukota Propinsi Kelokasi sekitar 160 km. Dalam Rumah Tuo Tan Malaka, terdapat koleksi foto-foto Tan Malaka dimasa perjuangannya bersama presiden RI pertama Ir. Soekarno, buku-buku sejarah mengenai perjuangan, ranji-ranji keturunan beliau

Kejuaraan Grasstrack & Motocross Taeh Bukit 10-11 September 2011














Cara Membuat Rendang Telur ( Masakan Khas Payakumbuh)

   

 

Anda termasuk salah seorang penggemar masakan rendang? Jika ya, Anda pasti mengetahui rendang telur, atau paling tidak Anda pernah mendengarnya.

Rendang merupakan masakan khas dari Sumatera Barat. Biasanya, rendang dibuat dengan berbahan dasar daging. Tapi sebenarnya tidak hanya daging yang dapat dijadikan rendang. Ada bermacam-macam jenis rendang, di antaranya rendang ayam, rendang paru, rendang kerang, rendang udang, rendang telur, dsb.

Nah, kali ini akan dicoba bagaimanai cara memasak rendang telur. Resepnya hampir sama dengan rendang pada umumnya.

Siapkan Bahan
20 butir putih telur
200 ml santan kental
600 ml minyak goreng
1 lembar daun kunyit
1 lembar daun salam
2 lembar daun jeruk
1 tangkai serai, memarkan
2 cm lengkuas, memarkan
2 cm jahe, memarkan
Garam secukupnya

Bumbu yang Dihaluskan
5 siung bawang merah
2 siung bawang putih
7 buah cabai merah, jika ingin lebih pedas boleh dilebihkan

Cara Memasak Rendang Telur
Pertama, pisahkan putih telur dari kuningnya. Kemudian putih telur dimasukkan ke dalam wadah atau kantong plastik, pastikan tidak tumpah. Putih telur dikukus sampai matang dan terlihat padat. Angkat dan dinginkan.


Setelah putih telur yang dikukus tadi dingin, iris tipis-tipis.


Panaskan minyak goreng, kemudian goreng irisan putih telur hingga kering. Angkat dan tiriskan.


Ambil sedikit minyak goreng untuk menumis bumbu halus sampai harum dan matang.


Setelah itu masukkan telur goreng ke dalam bumbu yang ditumis, aduk rata.


Masak sampai bumbu benar-benaru meresap.


Setelah bumbu meresap, masukkan santan kental. Aduk secara perlahan terus menerus, hingga hampir mendidih. Kemudian kecilkan api dan masak hingga santan mengering, kemudian angkat.


Rendang telur siap disajikan.

Tips Memasak Rendang

Memasak rendang bukanlah suatu hal yang sulit, namun membutuhkan kesabaran dalam mengaduknya. Karena membuat masakan khas Sumatera Barat ini membutuhkan waktu yang tidak sedikit, untuk satu kilogram daging biasanya memerlukan waktu minimal empat jam.

Banyak juga kendala yang ditemukan ketika membuat rendang, misalnya rendang tak kunjung mengering dan kuah santannya berbentuk seperti lumpur. Atau pada kasus lain, minyak yang dihasilkan oleh santan terlalu banyak. Oleh karena itu, ada beberapa tips yang harus dipraktekkan dalam memasak rendang.
Dalam membuat rendang, ada takaran yang harus diperhatikan. Untuk 1 kg daging/ayam, kelapa yang digunakan adalah sebanyak empat butir.


Santan yang dihasilkan dari empat butir kelapa tersebut sebaiknya adalah santan yang dibuat kental untuk mencegah terbentuknya minyak yang berlebihan ketika rendang mulai matang. Pada perasan pertama sebaiknya jangan dicampur air.


Dianjurkan untuk tidak menggunakan santan instan (santan jadi dalam kemasan) karena biasanya rendang tidak akan bisa mengering dan akan tetap seperti kalio (gulai kental).


Jika Anda menginginkan bumbu rendang yang banyak, maka kelapa yang digunakan juga harus banyak. Memeras santan sebaiknya memakai serbet/kain agar sari pati santan benar-benar keluar.


Agar rendang bisa berwarna hitam seperti buatan asli orang Minang, jangan menggunakan kunyit. Karena warna kunyit akan membuat rendang tetap berwarna merah.


( Batu Ajaib Mengeluarkan Suara )Objek wisata talempong batu


Jika selama ini kita hanya mengenal talempong sebagai alat musik tradisional Minangkabau, kali ini tidak lagi. Jika biasanya talempong terbuat dari kuningan, dan bentuknya mirip dengan alat musik gamelan yang ada di Jawa, talempong ini terbuat dari batu. Bunyi yang dihasilkan persis sama dengan alat musik talempong, sehingga dinamakan Batu Talempong Talang Anau. Talempong yang satu ini, disusun sesuai dengan tangga nada yang ditentukan oleh masing-masing lempengan batu, sehingga bisa dimainkan mengikuti irama lagu tradisional Minangkabau. Alunan nada yang dikeluarkan, akan membuat perantau merasa rindu kampung halamannya. Anda tertarik mengunjunginya?


Objek wisata talempong batu ini terletak 38 Km arah utara Kota Payakumbuh, atau 47 Km dari kantor bupati Limapuluh Kota. Menurut masyarakat sekitar, batu yang berjumlah enam buah tersebut, ada sejak zaman dahulu. Namun tidak ada catatan yang menunjukkan, bahwa batu ini benar-benar di rancang untuk dijadikan talempong. Benar atau tidak, konon kabarnya, bila seseorang yang memukul talempong batu tidak percaya dengan kekuatan magic pada batu itu, serta melecehkan tata cara yang diisyaratkan, maka si pemukul tersebut akan terkena kutukan berupa penyakit. Yang tidak bisa disembunyikan dan juga bisa merenggut nyawa.



Menurut legenda, Batu Talempong ini awalnya berserakan di bukit Padang Aro, dan dipindahkan ketempatnya sekarang, oleh seorang pemuda yang bernama Syamsuddin. Setelah sebelumnya pemuda ini bermimpi didatangi orangtuanya berturut-turut 3 kali, agar mengumpulkan batu-batu tersebut ke dekat tumbuhnya serumpun bambu, yang dinamai Talang dan pohon enau (Anau). Anehnya Syamsudin memindahkan batu-batu berukuran besar itu hanya dengan jalinan lidi kelapa hijau. Batu-batu itu digiring seperti layaknya orang menggiring ternak ke kandang, sekitar 1 km. Setelah mengumpulkan batu-batu itu, Syamsudin mulai bertingkah aneh, terkadang hilang tak tentu rimbanya, dan muncul tiba-tiba entah dari mana. Karena sering menghilang, penduduk memberinya gelar Syamsudin Tuanku Nan Hilang. Setelah menghilang, tiba-tiba beliau muncul dan meninggalkan pesan agar penduduk menjaga batu-batu tesebut dengan baik, dan apabila ingin membunyikan ataupun memukul batu tersebut, mintalah izin terlebih dahulu dengan membakar kemenyan putih.


Batu Talempong


Pada kenyataannya memang terjadi, jika tidak diasapi dengan kemenyan putih, batu tersebut tidak akan mengeluarkan bunyi yang nyaring, tetapi hanya berbunyi layaknya sebuah batu biasa yang dipukul. Keanehan lainnya adalah apabila daerah ini akan ditimpa bencana, musibah ataupun wabah, maka batu itu akan mengeluarkan bunyi menderum, menggelegar serta mengeluarkan suara-suara aneh lainnya

Wisata Talempong Batu

Talempong Batu ini di jumpai dalam satu bangunan di halaman Balai Adat Nagari Talang Anau , banyaknya 6(enam) buah batu yang tersusun rapi berjajar diatas bantalan yang terbuat dari bambu . Pada sebuah batu talempong tersebut terdapat sebuah lukisan telapak kaki, warna batu talempong itu hitam memudar laksana logam yang akan dipukul akan menimbulkan bunyi nyaring seperti nada alat musik tradisional Minangkabau yang terbuat dari logam yaitu Talempong. Lempengan batu yang berada di Talang Anau ini telah disusun sesuai dengan tangga nada yang dikeluarkan oleh masing-masing lempengan batu tersebut sehingga bisa dimainkan mengikuti irama lagu tradisional Minangkabau.


  

Nama Objek Wisata : Talempong Batu Talang Anau
Jenis : Objek Wisata Sejarah Dan Purbakala
Luas : ± 0,00 Ha
Lokasi : Nagari Talau Anau ,Kecamatan Gunung Omeh
Jarak dari IKK : ± 47,00 Km
Jarak dari IK Provinsi : ± 172,00 Km
Sarana transportasi : Taksi, Oplet, Ojek dan Becak Wisata
Fasilitas Objek Wisata :
1. Alat kesenian Purba
2. Pelataran Parkir

Kegiatan yang bisa dilakukan : Mendengankan alat musik purba, Melihat Binatang dan keindahan Alam

Atraksi pada objek wisata : Pagelaran Kesenian Tradisional

Narasi Objek Wisata :

Talempong Batu ini di jumpai dalam satu bangunan di halaman Balai Adat Nagari Talang Anau , banyaknya 6(enam) buah batu yang tersusun rapi berjajar diatas bantalan yang terbuat dari bambu . Pada sebuah batu talempong tersebut terdapat sebuah lukisan telapak kaki, warna batu talempong itu hitam memudar laksana logam yang akan dipukul akan menimbulkan bunyi nyaring seperti nada alat musik tradisional Minangkabau yang terbuat dari logam yaitu Talempong. Lempengan batu yang berada di Talang Anau ini telah disusun sesuai dengan tangga nada yang dikeluarkan oleh masing-masing lempengan batu tersebut sehingga bisa dimainkan mengikuti irama lagu tradisional Minangkabau.

Berdasarkan cerita masyarakat setempat, konon batu talempong ini ditemukan pertama kali oleh seorang ulama bernama Syeikh Syamsudin. Waktu ditemukan ditaksir masyarakat sekitar abad 12 masehi, sewaktu syeikh ini bermimpi didatangi seorang berjubah putih, berjanggut panjang sampai kepusat dan memakai serban. Orang tua dalam mimpi Syeikh ini memberi tahu bahwa ada beberapa buah benda yang sekarang berserakan dalam hutan yang ditumbuhi Talang dan daun enau. Benda tersebut akan dapat memberi manfaat bagi anak cucu dan masyarakat kalau dapat dikumpulkan .

Ada sifat magic yang dimiliki oleh lempengan batu itu, yaitu sebelum dipukul atau dibunyikan maka batu ini harus diasapi dengan kemenyan putih. Apabila tidak dilakukan tatacara ini, niscaya lempengan batu ini tidak akan menimbulkan bunyi yang nyaring seperti talempong pada umumnya tetapi akan tetap berbunyi layaknya seperti batu biasa yang dipukul. Lebih celaka lagi apabila orang yang memukul batu tersebut melakukannya dengan rasa tidak percaya akan kegaiban dari batu tersebut serta meremehkannya, maka berdasarkan keterangan orang-orang disekitar lokasi si pemukul akan terkena kutukan berupa penyakit yang tidak akan bisa disembuhkan dan bisa merenggut nyawanya sendiri.

sumber:

DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA

PEMERINTAH KABUPATEN LIMA PULUH KOTA

Komplek Medan Nan Bapaneh Tarantang Jalan Raya Sarilamak-Harau Km. 4

Telp. 0752 - 7750431 Fax. 0752 – 77504

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More