This is default featured post 1 title
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.
This is default featured post 2 title
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.
This is default featured post 3 title
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.
This is default featured post 4 title
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.
This is default featured post 5 title
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.
TVS Tormax raih gelar The Best Construction pada ajang IMOTY 2011
Wisata Daerah Payakumbuh Sumatera Barat
Surat Residen dibalas oleh Tuanku Nan Garang menyatakan bahwa mereka tidak perlu diganggu dulu, karena rakyat Luhak Lima Puluah Kota dengan ajaran Islam telah hidup dengan aman dan tentram.
Pada Tanggal 17 dan 18 Oktober 1832 Belanda memperluas wilayahnya di Luhak Lima Puluh Koto , penyerangan suatu kampung dilereng Gunung Bungsu yaitu Koto Tangah Lubuak Batingkok rakyatnya dibawah pimpinan Tuanku Nan Garang masih belum mau menyerah kepada Belanda , sehingga terjadi pertempuran yang sengit di kaki Gunung Bungsu .
Pada tangal 19 Oktober 1832 dengan pasukan yang kuat Belanda menyerang Koto Tangah. Untuk merampungkan pertahanan Tuanku Nan Garang pemimpin yang cukup taktis dan cerdik mengajak tentra Belanda untuk berunding diluar parit pertahanan kampung. Perundingan yang disengaja untuk mengulur waktu itu tetap saja tidak mendatangkan hasil. Merasa dipermainkan tentera Belanda lalu menyerang dengan segenap kekuatan dan persenjataan yang ada.
Walaupun ditembaki dengan meriam dan periuk api tapi benteng Tuanku Nan Garang tetap bertahan. Benteng Koto Tangah yang dikelilingi parit dan aur berduri ini baru dapat ditaklukan Belanda setelah didatangkan bala bantuan tentara dan senjata berat dari Payakumbuh. Sebagai balasan atas perlawanan ini Belanda membakar kampung Koto Tangah. Tuanku Nan Garang dan pengikutnya mundur kearah utara.Untuk menaklukkan benteng Tuanku Nan Garang ini selama 4 hari (19-22 Oktober 1832) di pihak Belanda banyak yang mati
Pada suatu hari orang di Gunung Malintang berburu rusa tanpa sipengetahuan dan tanpa seizin Baginda Ali. Setelah rusa ditangkap dan pahanya disediakan untuk Baginda Ali sebagai upeti. Tapi Baginda Ali tak terima akan upeti yang sudah jadi kebiasaan masyarakat tersebut. Dia merasa tersinggung dan kehormatan serta wibawanya sebagai penguasa terasa diinjak-injak masyarakat Gunung Malintang. Baginda Ali marah. Dengan bertumpu pada sebuah batu layah diambilnya paha rusa yang disediakan pemburu tadi. Paha rusa tersebut dilemparkan sekuat tenaganya. Lemparan mengenai sebuah batu besar di puncak bukit, hingga batu tersebut tembus dan paha rusa itu mendarat di sebuah padang ilalang. Dan bukit itulah yang disebut sekarang Bukit Pao Ruso (Pao – Paha). Batu yang tembus di puncak bukit tadi sekarang bernama Bukik Posuak
Setiap kendaraan yang menempuh rute Pekanbaru - Padang, pasti akan melewati Kelok Sembilan. Jalur ini merupakan yang paling dekat untuk menghubungkan kedua kota yang berjarak lebih kurang 350 km ini. Sedangkan Kelok Sembilan sendiri berada pada jarak 180 km dari arah Pekanbaru, yang letaknya di sela-sela berbukitan.
Liuk-liuk yang dimiliki Kelok Sembilan membuat tempat ini semakin menarik untuk dinikmati. Menikmati pemandangan di sekitar kelok Sembilan ini bisa dilakukan dari ruas jalan paling atas.
Di belokan paling atas ini terdapat pinggang jalan yang luas cukup. Disitu anda bisa berdiri untuk melihat bentuk Belok Sembilan secara utuh.
Masih sempitnya ruas jalan itu, tidak heran pada saat-saat tertentu terjadi kemacetan. Misalnya setiap musim mudik lebaran pasti akan terjadi kemacetan lalu lintas di sekitar ruas jalan Kelok Sembilan. Setiap terjadi kemacetan, kendaraan bisa tertahan berjam-jam lamanya.
Untuk mengatasi masalah itu, kini sedang dibangun jalan layang di kawasan tersebut. Studi kelayakan pembangunan jalan layang Kelok Sembilan itu sudah selesai dilakukan tahun lalu dengan menelan dana sekitar Rp 2,2 miliar. Dan saat ini pembangunannya sedang dilakukan.
Keberadaan jalan layang ini nantinya akan memperlancar arus di sekitar itu. Jalan layang yang dibangun sepanjang 4,5 kilometer itu bakal bisa dilewati dengan kecepatan 80 kilometer per jam. Jadi kendaraan tidak perlu lagi beringsut-ingsut di ruas jalan Kelok Sembilan yang sempit tersebut.
Namun, meskipun telah dibangun jalan layang, bukan berarti fungsi Kelok Sembilan akan dihilangkan. Ruas jalan Kelok sembilan tetap dihidupkan, terutama bagi para wisatawan. Sebab bagaimanapun historis dan keelokkan Kelok Sembilan tidak bisa diabaikan begitu saja.
Makanya kekhawatiran sebagian orang bahwa Kelok Sembilan akan tinggal nama, tidak akan terjadi. Malahan dengan adanya jalan layang tersebut, kelestarian Kelok Sembilan akan bisa terus terjadi. Sebab nantinya Kelok Sembilan tidak lagi terlalu berat menerima beban yang makin meningkatkan
Sebagai seorang penyebar agama Islam, beliau mempunyai banyak kesaktian diantaranya :
Pernah suatu kali beliau sedang bercukur, mendadak beliau minta izin untuk meninggalkan tukang cukurnya sebentar, katanya beliau harus pergi ke Mekah untuk menyelamatkan kota Mekah yang sedang terbakar. Beliau menghilang dan beberapa saat kemudian muncul kembali. Beberapa bulan kemudian ada orang yang pulang dari Mekah, mengatakan bahwa sewaktu beliau menunaikan ibadah haji, kota Mekah kebakaran, tetapi musibah itu dapat diatasi atas bantuan seseorang yang hanya memiliki rambut pada sebelah bagian kepalanya. Dari peristiwa itu masyarakat tahu akan kesaktian Syech Ibrahim Mufti yang kemudian dikenal dengan Syech yang Bercukur Sebelah
Konon kabarnya ikan yang sekarang berkembang biak di Taram, berasal dari ikan yang dilepaskan kembali oleh Syech Ibrahim Mufti setelah setengah bagian ikan tersebut dibakar/dimasak oleh salah seorang muridnya.
Pada tahun 1996 keturunan atau keluarga Syech Ibrahim Mufti yang berada di Irak berziarah di Taram dan menceritakan sebuah kejadian pada masa lalu dimana salah seorang cucunya menemui beliau semasa hidupnya dan sewaktu kembali ke Irak, sesampai di Laut Tengah, kapalnya kandas dan miring akan tenggelam. Syech Ibrahim Mufti yang berada jauh di Taram mengetahuinya dan segera menceburkan diri ke tabek gadang (kolam) disamping Surau Tuo yang dijadikan beliau sebagai media untuk menuju Laut Tengah. Beliau berhasil menyelamatkan kapal tersebut dan mengangkatnya sehingga bisa berlayar kembali dengan selamat dan setelah itu beliau muncul kembali diTaram.
Tidak ada seorangpun yang mengetahui kapan dan dimana meninggalnya Syech Ibrahim Mufti karena beliau sering berkelana. Karena sudah lama tidak pulang ke Taram, murid-muridnya berusaha mencari, bahkan anaknya yang bernama Syech Muhammad Jamil, meninggal dalam pencarian itu. Sampai akhirnya pada suatu malam salah seorang muridnya bermimpi bertemu beliau dan dalam mimpi itu dikatakan bahwa beliau sudah meninggal dan kalau ingin melihat kuburannya, lihatlah pada malam tanggal 27 Rajab.
Setelah mengikuti petunjuk gurunya, maka pada malam itu terlihatlah cahaya muncul dari bumi dan menembus langit, berasal dari tempat makam beliau sekarang ini, yaitu disamping Surau Tuo tempat beliau mengajar murid-muridnya yang sampai saat ini masih berdiri dengan gagah.
Pemeliharaan Surau Tuo dan Makam Keramat Taram ini menjadi tanggung jawab 7 Pasukuan didaerah ini, yaitu Sumpadang, Simabur, Pitopang, Melayu, Piliang Laweh, Piliang Gadang dan Bodi, yang bergiliran setiap 3 tahun dengan menjadi Imam, Kotik dan Bilal.
Di dalam ruangan atas di temui foto dari beberapa situs magalitik daerah lain di Kabupaten Lima Puluh Kota. Di anak tangganya di jumpai sebuah batu pijakan yang bercahaya pada malam hari. Menjelang pintu masuk ada sebuah gapura dengan pintu besi. Dari gerbang ke dalam situs lebih kurang 20 m di buat jalan dengan beton semen serta arah Tenggara menuju kolam ikan sekitar 15 m.Situs yang di pagar dengan lebar sisi Timur Laut 19 m, lebar sisi sebelah Timur 12 m dengan panjang sisi sebelah Tenggara sekitar 45 m, panjang sisi sebelah Barat Laut 35 m dan 12 m memanjang dari Barat laut ke Tenggara.Dalam komplek taman Purbakala tersebut di jumpai 16 buah Menhir dengan berbagai bentuk dan variasi,bentuk Menhir di Belubuih dengan hiasan kepala ular.
Untuk menuju objek kawasan ini tidak sulit karena bisa ditempuh dari kota Payakumbuh atau ibukota Kabupaten menggunakan kendaraan umum atau pribadi, baik kendaraan roda dua maupun roda empat. Jarak dari kota Payakumbuh 10 km dan Jarak dari ibukota Kabupaten 10 km dan dari ibukota Propinsi 135 KM.
Tidak jauh dari Jorong Guguak sebelah barat dari arkeologi Sandaran Niniak Nan Salapan ini, ada batu Lumpang Guguak sebanyak satu buah, orang sekitar menyebutnya batu Gigil. Menurut cerita orang tua-tua dahulunya , disebutkan Lumpang Gigil karena batu tersebut pernah gerak sendiri menggigil dahulunya.
Agresi Belanda dimulai dengan menyerang ibukota Negara Yogyakarta pada tanggal 19 Desember 1948 dan menawan Soekarno-Hatta. Untuk menyelamatkan negara Republik Indonesia dimata dunia, Soekarno - Hatta memutuskan untuk membuat mandat (pelimpahan tugas dan wewenang) kepada Menteri Kemakmuran Mr. Syafruddin Prawira Negara yang sedang berada di Bukittinggi.
Sementara itu Bukittinggi juga diserang Belanda, maka pemimpin segera menyingkir ke Halaban di Kabupaten Lima Puluh Kota, dan segera membentuk Pemerintah Daerah Republik Indonesia (PDRI) di Halaban pada tangggal 22 Desember 1948 yang diketuai oleh Mr.Syafruddin Prawira Negara, esoknya para pemimpin mulai meninggalkan Halaban, Mr. Syafruddin bergerilya ke Bangkinang dan terus ke Bidar Alam- Solok. Sementara Mr. M.Rasyid menuju ke Koto Tinggi.
Karena Agresi Belanda ke-2 tersebut maka status keresiden di hidupkan kembali, dan diangkatlah Mr.Mohammad Rasyid sebagai Gubernur Meliter Sumatera Barat dengan pusat pemerintahanya di Koto Tinggi, Kecamatan Gunuang Omeh. Dari Koto Tinggi inilah dikendalikan Keresidenan Sumatera Barat, dan menyiarkan keberadaan PDRI melalui pesawat radio yang dapat ditangkap oleh pesawat radio di luar negeri, karena Mr. M. Rasyid juga sebagai Menteri Keamanan merangkap Menteri Sosial dan Menteri Pembangunan Pemuda.
Cara Membuat Rendang Telur ( Masakan Khas Payakumbuh)
Anda termasuk salah seorang penggemar masakan rendang? Jika ya, Anda pasti mengetahui rendang telur, atau paling tidak Anda pernah mendengarnya.
Rendang merupakan masakan khas dari Sumatera Barat. Biasanya, rendang dibuat dengan berbahan dasar daging. Tapi sebenarnya tidak hanya daging yang dapat dijadikan rendang. Ada bermacam-macam jenis rendang, di antaranya rendang ayam, rendang paru, rendang kerang, rendang udang, rendang telur, dsb.
Nah, kali ini akan dicoba bagaimanai cara memasak rendang telur. Resepnya hampir sama dengan rendang pada umumnya.
Siapkan Bahan
20 butir putih telur
200 ml santan kental
600 ml minyak goreng
1 lembar daun kunyit
1 lembar daun salam
2 lembar daun jeruk
1 tangkai serai, memarkan
2 cm lengkuas, memarkan
2 cm jahe, memarkan
Garam secukupnya
Bumbu yang Dihaluskan
5 siung bawang merah
2 siung bawang putih
7 buah cabai merah, jika ingin lebih pedas boleh dilebihkan
Cara Memasak Rendang Telur
Pertama, pisahkan putih telur dari kuningnya. Kemudian putih telur dimasukkan ke dalam wadah atau kantong plastik, pastikan tidak tumpah. Putih telur dikukus sampai matang dan terlihat padat. Angkat dan dinginkan.
Setelah putih telur yang dikukus tadi dingin, iris tipis-tipis.
Panaskan minyak goreng, kemudian goreng irisan putih telur hingga kering. Angkat dan tiriskan.
Ambil sedikit minyak goreng untuk menumis bumbu halus sampai harum dan matang.
Setelah itu masukkan telur goreng ke dalam bumbu yang ditumis, aduk rata.
Masak sampai bumbu benar-benaru meresap.
Setelah bumbu meresap, masukkan santan kental. Aduk secara perlahan terus menerus, hingga hampir mendidih. Kemudian kecilkan api dan masak hingga santan mengering, kemudian angkat.
Rendang telur siap disajikan.
Tips Memasak Rendang
Memasak rendang bukanlah suatu hal yang sulit, namun membutuhkan kesabaran dalam mengaduknya. Karena membuat masakan khas Sumatera Barat ini membutuhkan waktu yang tidak sedikit, untuk satu kilogram daging biasanya memerlukan waktu minimal empat jam.
Banyak juga kendala yang ditemukan ketika membuat rendang, misalnya rendang tak kunjung mengering dan kuah santannya berbentuk seperti lumpur. Atau pada kasus lain, minyak yang dihasilkan oleh santan terlalu banyak. Oleh karena itu, ada beberapa tips yang harus dipraktekkan dalam memasak rendang.
Dalam membuat rendang, ada takaran yang harus diperhatikan. Untuk 1 kg daging/ayam, kelapa yang digunakan adalah sebanyak empat butir.
Santan yang dihasilkan dari empat butir kelapa tersebut sebaiknya adalah santan yang dibuat kental untuk mencegah terbentuknya minyak yang berlebihan ketika rendang mulai matang. Pada perasan pertama sebaiknya jangan dicampur air.
Dianjurkan untuk tidak menggunakan santan instan (santan jadi dalam kemasan) karena biasanya rendang tidak akan bisa mengering dan akan tetap seperti kalio (gulai kental).
Jika Anda menginginkan bumbu rendang yang banyak, maka kelapa yang digunakan juga harus banyak. Memeras santan sebaiknya memakai serbet/kain agar sari pati santan benar-benar keluar.
Agar rendang bisa berwarna hitam seperti buatan asli orang Minang, jangan menggunakan kunyit. Karena warna kunyit akan membuat rendang tetap berwarna merah.
( Batu Ajaib Mengeluarkan Suara )Objek wisata talempong batu
Objek wisata talempong batu ini terletak 38 Km arah utara Kota Payakumbuh, atau 47 Km dari kantor bupati Limapuluh Kota. Menurut masyarakat sekitar, batu yang berjumlah enam buah tersebut, ada sejak zaman dahulu. Namun tidak ada catatan yang menunjukkan, bahwa batu ini benar-benar di rancang untuk dijadikan talempong. Benar atau tidak, konon kabarnya, bila seseorang yang memukul talempong batu tidak percaya dengan kekuatan magic pada batu itu, serta melecehkan tata cara yang diisyaratkan, maka si pemukul tersebut akan terkena kutukan berupa penyakit. Yang tidak bisa disembunyikan dan juga bisa merenggut nyawa.
Menurut legenda, Batu Talempong ini awalnya berserakan di bukit Padang Aro, dan dipindahkan ketempatnya sekarang, oleh seorang pemuda yang bernama Syamsuddin. Setelah sebelumnya pemuda ini bermimpi didatangi orangtuanya berturut-turut 3 kali, agar mengumpulkan batu-batu tersebut ke dekat tumbuhnya serumpun bambu, yang dinamai Talang dan pohon enau (Anau). Anehnya Syamsudin memindahkan batu-batu berukuran besar itu hanya dengan jalinan lidi kelapa hijau. Batu-batu itu digiring seperti layaknya orang menggiring ternak ke kandang, sekitar 1 km. Setelah mengumpulkan batu-batu itu, Syamsudin mulai bertingkah aneh, terkadang hilang tak tentu rimbanya, dan muncul tiba-tiba entah dari mana. Karena sering menghilang, penduduk memberinya gelar Syamsudin Tuanku Nan Hilang. Setelah menghilang, tiba-tiba beliau muncul dan meninggalkan pesan agar penduduk menjaga batu-batu tesebut dengan baik, dan apabila ingin membunyikan ataupun memukul batu tersebut, mintalah izin terlebih dahulu dengan membakar kemenyan putih.
Pada kenyataannya memang terjadi, jika tidak diasapi dengan kemenyan putih, batu tersebut tidak akan mengeluarkan bunyi yang nyaring, tetapi hanya berbunyi layaknya sebuah batu biasa yang dipukul. Keanehan lainnya adalah apabila daerah ini akan ditimpa bencana, musibah ataupun wabah, maka batu itu akan mengeluarkan bunyi menderum, menggelegar serta mengeluarkan suara-suara aneh lainnya
Wisata Talempong Batu
Jenis : Objek Wisata Sejarah Dan Purbakala
Luas : ± 0,00 Ha
Lokasi : Nagari Talau Anau ,Kecamatan Gunung Omeh
Jarak dari IKK : ± 47,00 Km
Jarak dari IK Provinsi : ± 172,00 Km
Sarana transportasi : Taksi, Oplet, Ojek dan Becak Wisata
Fasilitas Objek Wisata :
1. Alat kesenian Purba
2. Pelataran Parkir
Kegiatan yang bisa dilakukan : Mendengankan alat musik purba, Melihat Binatang dan keindahan Alam
Atraksi pada objek wisata : Pagelaran Kesenian Tradisional
Narasi Objek Wisata :
Talempong Batu ini di jumpai dalam satu bangunan di halaman Balai Adat Nagari Talang Anau , banyaknya 6(enam) buah batu yang tersusun rapi berjajar diatas bantalan yang terbuat dari bambu . Pada sebuah batu talempong tersebut terdapat sebuah lukisan telapak kaki, warna batu talempong itu hitam memudar laksana logam yang akan dipukul akan menimbulkan bunyi nyaring seperti nada alat musik tradisional Minangkabau yang terbuat dari logam yaitu Talempong. Lempengan batu yang berada di Talang Anau ini telah disusun sesuai dengan tangga nada yang dikeluarkan oleh masing-masing lempengan batu tersebut sehingga bisa dimainkan mengikuti irama lagu tradisional Minangkabau.
Berdasarkan cerita masyarakat setempat, konon batu talempong ini ditemukan pertama kali oleh seorang ulama bernama Syeikh Syamsudin. Waktu ditemukan ditaksir masyarakat sekitar abad 12 masehi, sewaktu syeikh ini bermimpi didatangi seorang berjubah putih, berjanggut panjang sampai kepusat dan memakai serban. Orang tua dalam mimpi Syeikh ini memberi tahu bahwa ada beberapa buah benda yang sekarang berserakan dalam hutan yang ditumbuhi Talang dan daun enau. Benda tersebut akan dapat memberi manfaat bagi anak cucu dan masyarakat kalau dapat dikumpulkan .
Ada sifat magic yang dimiliki oleh lempengan batu itu, yaitu sebelum dipukul atau dibunyikan maka batu ini harus diasapi dengan kemenyan putih. Apabila tidak dilakukan tatacara ini, niscaya lempengan batu ini tidak akan menimbulkan bunyi yang nyaring seperti talempong pada umumnya tetapi akan tetap berbunyi layaknya seperti batu biasa yang dipukul. Lebih celaka lagi apabila orang yang memukul batu tersebut melakukannya dengan rasa tidak percaya akan kegaiban dari batu tersebut serta meremehkannya, maka berdasarkan keterangan orang-orang disekitar lokasi si pemukul akan terkena kutukan berupa penyakit yang tidak akan bisa disembuhkan dan bisa merenggut nyawanya sendiri.
sumber:
DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA
PEMERINTAH KABUPATEN LIMA PULUH KOTA
Komplek Medan Nan Bapaneh Tarantang Jalan Raya Sarilamak-Harau Km. 4
Telp. 0752 - 7750431 Fax. 0752 – 77504