Dynamic Range dalam fotografi adalah rentang perbedaan gelap dan terang dari sebuah scene. Kamera ternyata mempunyai batas kemampuan menangkap rentang perbedaan tersebut . Kamera Canon EOS 1-D Mark III memiliki dynamic range sekitar 11 stop (link). Rentang 11 stop itulah yang tertangkap dengan baik detilnya di sensor kamera , di luar itu detilnya akan gelap/black atau washout. Nah , padahal di dunia nyata .. scene yang akan kita foto amat sering memiliki rentang stop lebih dari 11 stop. Misal nih : foto di siang hari kenapa langitnya putih , atau kenapa ketika langitnya biru/detil tapi orang yang difoto jadi gelap ? itu tanda dari efek dynamic range .
Kekurangan itu ada tip / trik untuk mengatasinya . Diantaranya adalah trik High Dynamic Range (HDR) yang sedang populer , penggunaan Gradual ND Filter (seperti foto saya ini) , Multi Exposure . Lain kali lah kita coba diskusi , pokoknya cara kerja dynamic range seperti diatas.
Kekurangan itu ada tip / trik untuk mengatasinya . Diantaranya adalah trik High Dynamic Range (HDR) yang sedang populer , penggunaan Gradual ND Filter (seperti foto saya ini) , Multi Exposure . Lain kali lah kita coba diskusi , pokoknya cara kerja dynamic range seperti diatas.
Teknik Foto Siluet
Kembali ke teknik memotret siluet , apa hubungannya dengan dynamic range ? Kekurangan kamera karena efek dynamic range ternyata justru menjadi keunggulan karena kita bisa memotret siluet. Main logika saja , kalau kita memotret scene yang memiliki rentang gelap dan terang yang lebar ( misal sunset , sunrise ) , karena efek dynamic range maka beberapa bagian dari foto akan tampak gelap/hitam. Nah itulah siluet yang kita cari.
Setting kamera yang digunakan sebenarnya tidak terlalu pakem. Pake F aperture berapa , shutter speed berapa , ISO berapa .. itu mah terserah sampeyan . Yang penting nih .. metering pada bagian yang terang. Lihat foto dibawah , saya posisikan metering di sekitaran matahari , kalau ditengah matahari pasti yg lainnya jd gelap belaka saking kuatnya intensitas cahaya .
Pada foto diatas saya menggunakan metering Spot karena lebih mudah mengarahkan titik metering . Metering lainnya ( Average dan Matrix ) tetap bisa digunakan. Malah menurut saya lebih praktis menggunakan metering tersebut ( Average dan Matrix ) . Peluang berhasilnya tinggi , kalau exposurenya kurang pas tingga di compensate 1-2 stop.
Kebalikan dari konsep siluet mgkn adalah backlighting . Tinggal dibalik saja sebenarnya , cari background yang gelap kontras terhadap obyek yang akan kita foto. Saya pernah bahas di Backlight
Tip memotret Siluet
- Latihlah mata kita untuk bisa melihat scene . Lihat perbedaan terang dan gelap , dari sana kita bisa tentukan apakah bisa memotret sebuah siluet atau tidak. Memang , cara mudah mencari siluet adalah ketika sunrise atau sunset , posisi matahari yang rendah mempermudah terciptanya sebuah siluet. Tapi sebenarnya tidak harus dengan matahari , cukup dengan sumber cahaya yang terangpun sudah bisa . Ingat , asal rentangnya lebar .. pasti bisa siluet
- Upayakan agar obyek yang akan menjadi siluet tidak tumpang tindih. Kalau tumpang tindih nanti pemirsa fotonya jadi bingung. Ini sebenarnya obyek apa sih ? jadi mirip kartu test yg biasa diberikan psikolog :p
- Do some kicking !! hehe maksudnya action dikit lah . Karena kita metering di bagian cahaya yang sangat terang otomatis shutter speed menjadi tinggi , cukup cepat untuk menangkap action kita seperti lompat , terjun , kungfu kick ?
- Bagaimana agar foto orang tetap muncul detilnya ? triknya , gunakan flash . Tidak ada cara lain. Tetap metering pada bagian yang terang , nyalakan flash , dan jepret .
1 komentar:
Posting Komentar