Duniafotokita- Kali ini kita akan memperkenalkan dua elemen dalam kamera yaitu shuter dan diafragma.Shutter dan diafragma , keduanya sama-sama berpengaruh pada ketajaman, tapi sifat mereka berlainan. Shutter berpengaruh pada ketajaman dari obyek bergerak; apertureberpengaruh pada ketajaman rentang jarak (depth of field).
Kecepatanrana (shutter)
Kecepatan rana atau shutter adalah kecepatan tirai rana untuk membuka kemudian menutup kembali. Seberapa cepat tirai rana meloloskan cahaya dari lensa berarti seberapa banyak cahaya yang “diizinkan” lolos untuk mencahayai film. Semakin cepat kecepatan tirai rana, semakin sedikit cahaya yang mengenai film.Pengontrolan kecepatan tirai rana ini dapat diatur melalui gelang kecepatan yang menunjukkan angka-angka yang harus dibaca sebagai angka pencahayaan : 1/... detik. Misalnya, angka 60 berarti 1/60 detik. Dengan demikiah, tirai rana akan membuka dan menutup kembali selama 1/60 detik. Makin besar angka kecepatan, makin cepat tirai rana bekerja, dan semakin sedikit cahaya yang masuk. Demikian pula sebahknya.Shutter mengontrol jumlah cahaya masuk dengan lama waktu bukaan. Setiap bukaan mengatur cahaya setengah lebih sedikit atau dua kali lebih banyak, dan ditandakan dengan pembagian dalam hitungan detik, contoh: 1 (1/1 atau 1 detik), 2 (1/2 detik), 4 (1/4 detik), 8 (1/8 detik) 15, 30, 60, 125, 500 dan selanjutnya. Beberapa jenis kamera mampu membuka shutter mulai dari 30 detik sampai dengan 1/12.000 detik. B dikenal sebagai “bulb”yang mengatur shutter untuk selalu terbuka selama tombol shutter ditekan. Ada juga kamera dengan fungsi shutter T atau “time” yang memungkinkan untuk membuka shuttersetelah tombol shutter ditekan dan menutup dengan menekan tombol shutter sekali lagi.Lebih cepat kecepatan shutter akan membekukan atau menghasilkan subyek yang bergerak tampak tajam. Gambar tidak tajam (blur) seringkali disebabkan oleh obyek yang bergerak. Akan tetapi apabila kecepatan shutter ditingkatkan gambar blur dapat dikurangi atau dihindari. Pemilihan kecepatan rana didasarkan atas pertimbangan, ingin “mendapatkan yang bagaimana”. Pada umumnya tugas kecepatan rana adalah membuat gambar yang jelas dan tajam, juga pada obyek bergerak, bergerak cepat atau sangat cepat.
Diafragma atauaperture adalah besar ukuran bukaan lensa. Gunanya untuk mengontrol kadar terang cahaya masuk yang mencapai film. Aperturebekerja seperti kelopak mata manusia; dapat dibuka lebar atau dipersempit untuk pengatur banyak atau sedikit cahaya. Di kamera pengaturan ini diatur oleh diafragma, sekat-sekat yang bertumpuk yang terdapat di dalam lensa. Diafragma dapat diatur bukaannya, dapat dibuka lebar untuk mendapatkan cahaya lebih banyak, dan dapat disempitkan untuk mendapatkan cahaya lebih sedikit.Besar kecil ukuran aperture diindikasikan oleh f-numberatau f-stop. Ada istilah dalam fotografi, lensa di “stop-down” atau “turun” atau “ditutup” ketika ukuran diafragma diperkecil atau lensa di “open” atau “dibuka” ketika ukuran diafragma diperbesar. Standarisasi seri dari f-number atau f-stop adalah: f/l, f/l.4, f/2, f/2.8, f/4, f/5.6, f/8, f/ll, f/l6, f/22, f/32, f/64. Bukaan diafragma terbesar adalah f/l, yang mengumpulkan cahaya paling banyak. Setiap f-stop setelah itu mengumpulkan cahaya setengah lebih sedikit dari sebelumnya, atau dua kali lebih banyak dari sesudahnya.
Misalnya, f/4 dua kali lebih banyak mengumpulkan cahaya dari f/5.6 dan setengah lebih sedikit dari f/2.8. Perhatikan bahwa f-stop mempunyai kesamaan relasi setengah dan dua kali lipat cahaya pada kecepatan shutter. Jadi indikasi f-number berbanding terbalik dengan besar diafragma.
Lensa sering dikategorikan dengan sebutan:
1. Lensa “fast/cepat”
2. Lensa “slow/lambat.”
Sebutan ini didapat dari kemampuan lensa dalam membuka diafragma secara maximum. Lensa dengan bukaan maximum f/2,8 disebut “faster/lebih cepat” dari lensa dengan bukaan maximum f/4. Istilah “stop” berhubungan dengan perubahan eksposur. Untuk mendapatkan satu stop eksposur lebih berarti menggandakan jumlah cahaya yang mencapai film (bisa dengan membuka diafragma atau melipat ganda waktu eksposur dengan kecepatan shutterlebih lambat). Untuk exposur satu stop kurang, berarti memotong setengah jumlah cahaya yang mencapai film (bisa dengan menutup difragma atau memotong waktu eksposur dengan kecepatan shutter lebih cepat).
Menggunakan Aperture dan Shutter Bersamaan
KEDUA-duanya shutter dan aperture, berpengaruh dalam mengatur banyaknya cahaya yang mencapai film. Untuk mendapatkan eksposur yang benar (tidak terlalu gelap dan tidak terlalu terang), kita membutuhkan kombinasi antara shutter dan aperture untuk mengatur jumlah cahaya pada suatu pemandangan, obyek, dan juga film.Setelah kita mengetahui setiap kombinasi dari shutter dan aperture yang akan mendapatkan jumlah pencahayaan yang tepat, kita dapat sesukanya merubah setting salah satunya selama kita juga merubah settinglainnya secara berlawanan. Karena setiap f-stop mengumpulkan jumlah cahaya dua kali lipat dari f-stop lebih kecil berikutnya, dan setiap kecepatan shutter mengumpulkan jumlah cahaya dua kali lipat dari kecepatan shutter lebih cepat berikutnya, kita dapat menggunakan bukaan diafragma lebih kecil apabila kita menggunakan kecepatan shutter yang lebih lambat.Sebaliknya, bila kita gunakan diafragma besar, kita dapat menggunakan kecepatanshutter yang lebih cepat. Jumlah cahaya yang diterima film pada kombinasi f/16 dan 1/125 detik, sama dengan jumlah cahaya diterima pada kombinasi f/5.6 dan 1/2000 detik.Kombinasishutter dan aperture, dapat diibaratkan dengan air yang mengalir pada kran untuk mengisi sebuah gelas; waktu yang diperlukan air untuk mengisi gelas tergantung pada lebar atau sempitnya bukaan kran. Apabila dibutuhkan 2 detik oleh air untuk mengisi penuh gelas dengan bukaan kran lebar, maka dibutuhkan 4 detik oleh air untuk mengisi penuh gelas dengan bukaan kran setengah lebih kecil. Sekarang, bayangkan apabila film adalah gelas,shutter adalah waktu yang dibutuhkan, bukaan kran adalah difragma, dan air adalah cahaya.(advent)Sumber: diktat fotografi
0 komentar:
Posting Komentar