Pelatih Tinju Pimpin Nagari Koto Baru Simalanggang


Sentra sapu lidi: Nur, seorang wanita pengrajin sapu lidi di Koto Baru Simalangg
Di tangan seorang pelatih tinju, Nagari Koto Baru Simalanggang, Kecamatan Payakumbuh, Kabupaten Limapuluh Kota, terus berbenah. Peternakan ayam buras yang menampung 500 pekerja dan industri sapu lidi yang digeluti warga satu jorong, masih tetap menjadi primadona.


TIDAK banyak yang menyangka, bila Wali Nagari Koto Baru Simalanggang Yosrizal, bekas petinju andalan Kabupaten Limapuluh Kota dalam berbagai kejuaran di Sumbar. Maklum saja, face pria kelahiran 11 Mei 1977 itu, lebih mirip seorang model.

Kendati olahraga tinju mengaliri darahnya, tapi Yosrizal bukanlah sosok tempramental. Ia cukup tenang dalam mengurus masyarakat. Sambil mengurus masyarakat, Yosrizal masih peduli dengan olahraga tinju. Ia bahkan melatih banyak petinju berbakat.

Salah satu anak asuhnya, Soni Tanjung, menyumbang emas untuk kelas bulu 60 Kg, dalam Porprov Sumbar 2010 di Lubukbasuang. Sampai sekarang pun, KONI dan Pertina Limapuluh Kota, masih mempercayakan Yosrizal sebagai pelatih tinju menghadapi Porpov 2012.

Bicara soal perkembangan nagari yang dipimpinnnya,Yosrizal bersama Seknag Jaswin E Putra, Kaur Pembangunan Dedi Sukri, Kaur Pemerintahan Bustanul Arifin, dan Kaur Keuangan Elfarina, cukup terbuka. Sama dengan keterbukaan mereka, terhadap Ketua Bamus Djanuardi, Ketua KAN J Datuak Rajo Suaro, dan Ketua LPM H Yonefri.

Koto Baru Simalanggang, memiliki luas 744 hektare. Dihuni 6.88 jiwa penduduk yang tersebar di tiga jorong. Jorong Kotobaru dipimpin I Datuak Rajo Indo Alam Nan Kuniang, Jorong Tabekpanjang dipimpin Yasirli, dan Jorong Parumpuang dipimpin Y Datuak Karayiang.

Penghasil Sapu Lidi
Masing-masing jorong di Nagari Koto Baru Simalanggang, memiliki keunggulan. Khusus Jorong Tabekpanjang, keunggulannya ada pada industri rumah tangga dan industri kreatif. Hampir seluruh kepala keluarga di jorong ini, ahli membuat sapu lidi dan menganyam bambu.

Bambu dianyam atau diolah warga Tabekpanjang menjadi vas bunga, figura, lampu dinding, dan lampu-lampu berbentuk kapal. Bila Anda pernah berkunjung pusat-pusat souvenir di Bukittinggi, pasti ditemukan anyaman bambu made ini Tabekpanjang.

“Dengan anyaman bambu dan usaha membuat sapu lidi, pengangguran dapat berkurang. Hanya saja, para pengrajin kini kewalahan dalam masalah modal, pemasaran, dan penyedian obat pengawet bambu. Butuh sentuhan dari pemerintah daerah,” kata Yosrizal.

Selain industri rumah tangga dan industri kreatif, kekuatan ekonomi Koto Baru Simalanggang juga tertumpu pada peternakan ayam buras. Hampir pada semua jorong, warga beternak ayam. Total populasi ayam yang ada di nagari ini mencapai 500 ribu ekor.

”Dengan jumlah ayam yang begitu banyak, lapangan kerja terbuka pula di nagari kami. Ya, usaha peternakan ayam, telah membuka sedikitnya 500 tenaga kerja. Makanya, kami juga berterima kasih kepada para pengusaha ayam,” ujar Yosrizal.

Di luar usaha peternakan, warga juga bertumpu kepada usaha pertanian dan perkebunan. Luas areal pertanian di nagari ini, mencapai 278 hektare. Sedangkan luas kebun, sekitar 277 hektare. Hanya saja, persoalan tetap sama, pupuk tidak mencukupi kebutuhan petani.

Menyinggung soal pendidikan, Koto Baru Simalanggang memiliki 1 unit TK, 1 unit lembaga PAUD, 5 unit SD, 1 unit SMK, 1 SLB, dan program paket B. Bersama lembaga pendidikan itu, pemerintah nagari terus mendorong masyarakat untuk memperoleh pendidikan.

Pada sektor kesehatan, Koto Baru  Simalanggang memiliki satu unit Puskesmas. Pihak Puskesmas dan nagari, sudah memberi pelayanan Jamkesmas maupun Jamkesda kepada masyarakat. Kalau masih ada warga yang tak memperoleh kedua pelayanan, maka diberikan pula Jamkesnag.

“Sekarang, peserta Jamkesnag di nagari kami sudah 150 keluarga. Mereka, bisa berobat gratis sampai ke Rumah Sakit di Bukittinggi. Selain warga yang 150 ini, kita juga berencana mengola Jamkesnag untuk warga lain,” ujar Yosrizal.
Kondisi Infrastruktur.
Berbicara soal kondisi infrastruktur umum, Nagari Koto Baru Simalanggang yang wilayahnya dijadikan perkantoran oleh Dinas Pekerjaan Umum membutuhkan perhatian serius. Misalnya untuk irigasi, ternyata di nagari ini ada irigasi yang tidak lagi berfungsi, sehingga membuat sekitar 50 hektare sawah tak cukup air.

Begitupula untuk urusan jalan, seperti Jalan Lingkuang di Jorong Parumpuang, sangat butuh perhatian. Selain Jalan Lingkung di Parumpuang, jalan dari Simpang Empat Kotobaru menuju Piobang juga perlu pengaspalan.

“Sementara untuk jembatan, kami berharap, jembatan Titiankudo sepanjang 20 meter dapat diperbaiki, karena kondisinya sangat memprihatinkan. Selain itu, kami juga berharap pemerintah melakukan normalisasi sungai, yakni sungai Batang Namang dan Batang Pilola,” ujar Yosrizal.

Menurut Yos, bila musim hujan datang, Batang Namang dan Batang Pilola kerap meluap, sehingga membuat sebagian nagarinya menjadi daerah langganan banjir.  “Makanya kami berharap, kedua sungai dinormalisasi,” ujarnya.

Masih terkait pembangunan infrastruktur umum, Yos mengakui, Koto Baru Simalanggang sangat terbantu dengan kegiatan PNPM-MP yang digagas Presiden SBY. Sebab, dengan kegiatan tersebut, sudah banyak jalan lingkung yang dapat diperbaiki.

“Tidak hanya jalan lingkung, dana PNPM-MP juga bisa kami gunakan untuk memperbaiki drainase dan membangun gedung Poskesri. Jadi, PNPM ini benar-benar membantu kami,” ujar  Yosrizal.

Terakhir, Yosrizal berharap pemkab dapat melaksanakan SK Bupati tentang tapal batas Nagari Koto Baru Simalanggang dengan Nagari Guguak VIII Koto, persisnya antara Jorong Tabekpanjang dengan Jorong Kuranji. Ini penting, agar terjadi hubungan harmonis antar kedua nagari. (***)
[ Red/Redaksi_ILS ]

 Padang Ekspres • Berita Peristiwa • Senin, 07/11/2011 14:23 WIB • Fajar R V—Limapuluh Kota • 76 klik

0 komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More